10 Tips untuk Investor Saham Bertahan di Tengah Resesi

Regina S

10 Tips untuk Investor Saham Bertahan di Tengah Resesi
Photo: Envato Elements/MargJohnsonVA

Pelajari berbagai tips penting untuk investor saham agar bisa bertahan dan tetap menguntungkan di tengah resesi ekonomi.

Menghadapi resesi ekonomi bisa menjadi tantangan besar bagi para investor saham. Namun, dengan strategi yang tepat, Anda bisa tetap bertahan dan bahkan meraih keuntungan di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu.

Artikel ini akan memberikan 10 tips penting untuk investor saham agar bisa bertahan dan mengoptimalkan portofolio investasi mereka selama resesi.

Dari diversifikasi hingga manajemen risiko, temukan cara-cara efektif untuk menjaga investasi Anda tetap sehat.

Strategi Berinvestasi Selama Resesi: Panduan Terperinci

1. Menghindari Panik

Saat terjadi resesi, insting pertama yang sering muncul adalah panik, yang mungkin mendorong Anda untuk menjual investasi Anda ketika pasar sedang turun.

Namun, langkah ini bisa membuat Anda mengkristalkan kerugian yang signifikan. Situasi pandemi Covid-19 telah menambah ketidakpastian dan volatilitas pasar, tetapi penting untuk mempertahankan fokus pada tujuan investasi jangka panjang. Bertahan melalui gejolak pasar adalah kunci untuk mengatasi resesi tanpa merugi besar.

2. Diversifikasi Portofolio

Diversifikasi adalah salah satu strategi investasi yang paling efektif, terutama selama ketidakpastian ekonomi. Ini berarti menyebarkan investasi Anda di berbagai kelas aset seperti uang tunai, bunga tetap, dan saham yang tersebar di berbagai pasar global.

Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko dengan tidak terlalu bergantung pada satu sektor atau pasar.

Evaluasi dan penyesuaian terhadap profil risiko Anda juga sangat penting, sehingga Anda tetap nyaman dengan tingkat risiko yang Anda ambil.

Baca Juga:  Apa Perbedaan Bitcoin dan Kripto? Inilah Penjelasan Lengkapnya

3. Meminimalkan Biaya

Biaya bisa mengikis keuntungan investasi Anda, terutama dalam jangka panjang. Hampir semua platform investasi mengenakan biaya untuk layanan mereka, yang mungkin termasuk biaya penyimpanan dan biaya transaksi untuk dana atau saham.

Penting untuk memastikan bahwa biaya tersebut tidak memakan keuntungan potensial dari investasi Anda.

Perbedaan biaya antar platform bisa sangat beragam, jadi membandingkan dan memilih platform yang menawarkan biaya terendah dengan layanan yang memadai dapat membantu menghemat banyak uang dan memaksimalkan pengembalian investasi Anda.

4. Mengadopsi Pendekatan Investasi Bertahap

Mencoba menentukan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual saham sering kali sulit dan riskan, terutama selama periode ketidakstabilan pasar yang tinggi.

Sebagai alternatif, Anda dapat mempertimbangkan pendekatan ‘dollar-cost averaging’ di mana Anda menginvestasikan jumlah uang yang sama pada interval reguler.

Metode ini mengurangi risiko pembelian pada puncak harga karena Anda akan membeli lebih banyak unit saham atau aset ketika harga turun, dan sebaliknya, membeli lebih sedikit saat harga naik.

Pendekatan ini menghilangkan tekanan untuk ‘menentukan waktu pasar’ dan memungkinkan Anda membangun posisi investasi secara bertahap dan konsisten.

5. Memilih Produk Investasi yang Tepat

Saat berinvestasi di pasar saham, sangat penting untuk memilih perusahaan yang tidak hanya memiliki neraca yang kuat, tetapi juga model bisnis yang resilien.

Fokuslah pada perusahaan yang produk atau layanannya memiliki permintaan stabil, tidak terlalu terpengaruh oleh fluktuasi ekonomi.

Contohnya, perusahaan yang beroperasi di sektor kebutuhan dasar, seperti supermarket, biasanya memiliki permintaan yang konsisten karena menyediakan barang yang selalu dibutuhkan konsumen, membuatnya kurang sensitif terhadap siklus ekonomi.

Baca Juga:  Cara Menggunakan Aplikasi Android untuk Mendapatkan Bitcoin Gratis

6. Memanfaatkan Peluang dari Saham Undervalued

Memanfaatkan Peluang dari Saham Undervalued
Photo: Envato Elements/Farknot

Dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu, seringkali terdapat peluang untuk membeli saham dengan harga yang tertekan.

Ini bisa menjadi kesempatan berharga untuk mendapatkan saham berkualitas dengan harga murah. Investor dapat mencari bantuan dari manajer dana yang memiliki keahlian dalam mengidentifikasi perusahaan yang undervalued—yaitu, perusahaan yang nilai sebenarnya lebih tinggi dari nilai pasar saat ini.

Investasi pada perusahaan seperti ini bisa memberikan imbal hasil yang signifikan ketika pasar stabil kembali dan penilaian saham kembali ke level yang lebih realistis.

7. Sabar Menunggu Dividen

Mengandalkan saham untuk pendapatan dividen memang tidak semudah dulu, terutama karena banyak perusahaan mengurangi atau menghentikan pembayaran dividen selama masa ketidakpastian ekonomi. Namun, ini bukan berarti semua harapan hilang bagi investor.

Dividen yang dihentikan sementara kemungkinan besar akan dilanjutkan saat kondisi keuangan perusahaan membaik. Oleh karena itu, kesabaran adalah kunci.

Tetap berinvestasi pada perusahaan dengan rekam jejak dividen yang baik bisa membuahkan hasil dalam jangka panjang.

8. Mencari Jaring Pengaman

Dalam menghadapi volatilitas pasar saham, penting bagi investor untuk mempertimbangkan instrumen investasi yang lebih stabil sebagai bentuk perlindungan.

Obligasi korporasi, di mana investor menerima bunga sebagai imbalan meminjamkan uang kepada perusahaan, bisa menjadi pilihan yang baik.

Selain itu, emas dikenal sebagai penyimpan nilai yang andal selama masa-masa sulit karena harga jualnya cenderung tidak berkorelasi dengan pasar saham.

Baca Juga:  Apa Itu Obligasi? Pengertian dan Fungsi dalam Investasi

Menggabungkan obligasi dan logam mulia dalam portofolio dapat membantu mendiversifikasi investasi dan mengurangi ketergantungan pada indeks pasar utama seperti FTSE 100 atau S&P 500.

9. Berinvestasi dalam Portofolio Siap Pakai

Banyak platform investasi dan supermarket dana menawarkan portofolio siap pakai yang dirancang untuk memberikan diversifikasi aset yang baik, termasuk obligasi dan properti.

Portofolio ini memungkinkan investor untuk memiliki penyebaran investasi yang lebih luas tanpa harus memilih setiap aset secara individual.

Penting untuk memastikan bahwa kategori risiko dari portofolio yang dipilih sesuai dengan profil risiko Anda, karena definisi risiko bisa bervariasi antara satu penyedia dan penyedia lainnya.

10. Belajar dari Sejarah

Sejarah menunjukkan bahwa kemerosotan ekonomi tidak berlangsung selamanya. Investor yang memiliki pengalaman dan pemahaman yang baik tentang pasar seringkali dapat melihat peluang di tengah ketidakpastian.

Pasar saham telah terbukti memberikan pengembalian yang signifikan bagi mereka yang mampu bersabar dan melihat melewati fluktuasi jangka pendek.

Dengan pandangan jangka panjang, investor dapat memanfaatkan pemulihan pasar dan mencapai hasil yang lebih baik dari investasi mereka.

Resesi ekonomi tidak harus menjadi akhir dari kesuksesan investasi saham Anda. Dengan menerapkan sepuluh tips yang telah dibahas, Anda dapat memperkuat strategi investasi dan menjaga portofolio tetap kuat di tengah tantangan ekonomi.

Ingatlah bahwa kesabaran, disiplin, dan pengetahuan adalah kunci utama dalam menghadapi resesi. Semoga informasi ini membantu Anda bertahan dan sukses dalam berinvestasi saham. Selamat berinvestasi dan tetap optimis!

Also Read

Bagikan:

Tags